Kampung Dukuh (Kabupaten Garut)
Lokasi: Desa Cijambe, Kecamatan
Cikelet, Kabupaten Garut. Jarak dari Kota Bandung sekitar 160 km ke arah
selatan dan dari pusat pemerintahan Kab. Garut sekitar 101 km.
Batas Wilayah: Utara; Kampung Palasari Desa Karangsari, selatan; Kampung Cibalagagung Desa Cijambe, timur; Kampung Nangela Desa Karangsari, barat; Kampung Ciawi Desa Cijambe.
Sekilas: Awal mula Kampung Dukuh erat kaitannya dengan Syehk Abdul Jalil yang makamnya masih ramai diziarahi hingga kini, bukan hanya oleh penduduk kampung, melainkan juga orang-orang dari luar kampung yang berada di Madura dan Kalimatan Timur. Hal ini terjadi karena Kampung Dukuh dipercaya sebagai tempat memperoleh berkah.
Berdasarkan legenda setempat,Syehk Abdul Jalil berasal dari luar Kampung Dukuh. Diduga karena berselisih dengan atasannya di Sumedang, yang mungkin menyangkut mazhab agama, dia bersama pengikutnya pindah dan menetap di Dukuh.
Dalam Kawasan Kampung Dukuh terdapat 42 rumah dan bangunan mesjid. Di dalam Kampung Dukuh Dalam terdapat 40 KK serta 172 penduduk dan 70 KK untuk Kampung Dukuh Luar. Mata yang masih mematuhi Kasuaran Katuhun (tabu/nasehat leluhur) ini berpercaharian bertani, beternak, memelihara ikan dan usaha penggilingan padi. Beberapa upacara adat yang masih dilakukan penduduk adalah Moros, Ngahaturan Tuang, Nyanggakeun, dan lain-lain.
Batas Wilayah: Utara; Kampung Palasari Desa Karangsari, selatan; Kampung Cibalagagung Desa Cijambe, timur; Kampung Nangela Desa Karangsari, barat; Kampung Ciawi Desa Cijambe.
Sekilas: Awal mula Kampung Dukuh erat kaitannya dengan Syehk Abdul Jalil yang makamnya masih ramai diziarahi hingga kini, bukan hanya oleh penduduk kampung, melainkan juga orang-orang dari luar kampung yang berada di Madura dan Kalimatan Timur. Hal ini terjadi karena Kampung Dukuh dipercaya sebagai tempat memperoleh berkah.
Berdasarkan legenda setempat,Syehk Abdul Jalil berasal dari luar Kampung Dukuh. Diduga karena berselisih dengan atasannya di Sumedang, yang mungkin menyangkut mazhab agama, dia bersama pengikutnya pindah dan menetap di Dukuh.
Dalam Kawasan Kampung Dukuh terdapat 42 rumah dan bangunan mesjid. Di dalam Kampung Dukuh Dalam terdapat 40 KK serta 172 penduduk dan 70 KK untuk Kampung Dukuh Luar. Mata yang masih mematuhi Kasuaran Katuhun (tabu/nasehat leluhur) ini berpercaharian bertani, beternak, memelihara ikan dan usaha penggilingan padi. Beberapa upacara adat yang masih dilakukan penduduk adalah Moros, Ngahaturan Tuang, Nyanggakeun, dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar